Alan Woods Tentang Revolusi Rusia - Bagian Kedua: “Trotsky Mempertahankan Tradisi-tradisi Leninisme yang Sejati”
T: Anda
telah mengatakan bahwa peran individual dalam sejarah tidak boleh
diremehkan, tapi apa yang menentukan atau yang utama bukanlah
kepribadian dari para protagonis. Dalam pengertian itu, apakah Trotsky
dan Oposisi Kiri mempunyai suatu alternatif untuk mencegah konsolidasi
birokrasi di dalam Negara selain dari apa yang mereka pertahankan?
AW: Materialisme-sejarah mengajar kita untuk melihat melampaui
pemain-pemain individu di panggung sejarah dan menelaah sebab-sebab yang
lebih mendalam. Ini sama sekali tidak menyisihkan peran
individu-individu dalam sejarah. Dalam momen-momen tertentu, peran
seorang pria atau wanita bisa menjadi menentukan. Kita dapat mengatakan
dengan pasti bahwa tanpa kehadiran Lenin dan Trotsky (khususnya yang
pertama) pada tahun 1917, Revolusi Oktober mungkin tidak akan pernah
terjadi.
Tapi, individu-individu hanya dapat memainkan peran seperti itu
manakala semua syarat lainnya ada. Jalinan fakta-dan-kondisi pada 1917
memampukan Lenin dan Trotsky untuk memainkan peran yang menentukan. Tapi
orang-orang yang sama ini telah hadir untuk lebih dari dua dekade
sebelumnya dan tidak mampu memainkan peran yang sama. Dalam cara yang
sama, ketika Revolusi surut, kendati kemampuan personal mereka yang
sangat hebat, Lenin dan Trotsky tidak mampu mencegah kemerosotan
birokratik dari Revolusi. Ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan obyektif
yang terhadapnya pemimpin-pemimpin yang paling hebat pun tidak berdaya.
Kebetulan sering memainkan peran dalam sejarah. Bila bukan karena
sakit, Lenin tentu akan menghadiri Kongres dan barangkali Stalin akan
tersingkir. Tapi, adalah mustahil untuk memahami proses-proses historis
yang besar dalam terma individual, “orang-orang hebat”, dsb. Marxisme
berupaya menganalisa sejarah dalam terma perkembangan tenaga-tenaga
produktif dan hubungan-hubungan klas yang muncul daripadanya. Bahkan
bila Lenin berhasil memenangkan suatu mayoritas dalam Kongres,
barangkali itu sekadar sebuah penundaan sementara dari naiknya
birokrasi, yang berakar dalam kondisi-kondisi obyektif. Pada 1926 dalam
sebuah rapat Oposisi Bersatu, janda Lenin, Krupskaya, berkata: “Bila
Vladimir Ilyich masih hidup sekarang, ia akan ada di salah satu
penjaranya Stalin.”
T: Apa kiranya yang bakal menjadi dampak di Uni Soviet dari kemenangan revolusioner di Jerman pada 1923?
AW: Penyebab utama degenerasi birokratik Negara Soviet adalah
terisolasinya revolusi dalam kondisi-kondisi keterbelakangan yang
ekstrim. Lama sebelumnya Marx menulis dalam German Ideology bahwa
di mana kemiskinan bersifat umum “semua sampah yang lama akan bangkit
kembali”. Dengan ini ia maksudkan kejahatan-kejahatan ketidaksetaraan,
korupsi, birokrasi, dan hak istimewa.
Lenin dan Trotsky tahu dengan sangat baik bahwa semua syarat material
untuk sosialisme tidak ada di Rusia. Sebelum 1924 tidak seorang pun
mempertanyakan preposisi elementer ini. Kaum Bolsheviks mendasarkan diri
mereka pada perspektif perluasan revolusi ke negeri-negeri kapitalis
maju Eropa, khususnya Jerman. Bila revolusi Jerman berhasil – yang
seharusnya bisa berhasil pada 1923 – seluruh situasi di Rusia kiranya
akan berbeda.
Berdasarkan sebuah federasi sosialis, yang menyatukan potensi
produktif yang sangat besar di Jerman dengan cadangan bahan mentah dan
tenaga manusia yang luar biasa besar di Rusia, syarat-syarat material
massa-rakyat tentulah akan ditransformasi. Di bawah kondisi seperti itu
kemunculan birokrasi akan terhentikan, dan faksi Stalin tidak akan mampu
merebut kekuasaan. Semangat juang klas pekerja Soviet akan dibangkitkan
kembali dan keyakinannya terhadap revolusi dunia akan dipulihkan.
Kita harus ingat bahwa dalam kurun-waktu 1923-9, proses-proses
kemerosotan birokratik tidak terkonsilidasi dengan cara apapun. Fakta
ini tercermin dalam serangkaian zigzag yang mencirikan
kebijakan-kebijakan Stalin dan faksinya baik dalam kebijakan dalam dan
luar negeri di sepanjang kurun waktu ini. Pada 1923-28, Stalin
mengadopsi kebijakan sayap kanan, yang dicirikan oleh suatu adaptasi
terhadap para kulak (kaum tani kaya) dan nepmen (para
spekulan) di Rusia dan suatu adaptasi kepada kaum reformis dan
borjuasi-kolonial dalam kebijakan luar negeri. Ini menempatkan Rusia
pada bahaya yang serius. Secara internal, kebijakan ini menguatkan para
kulak dan unsur-unsur borjuis lainnya dengan mengorbankan para pekerja.
Secara eksternal, ini menjerumuskan Komunis Internasionalise ke dalam
serangkaian kekalahan.
Ini bukan berarti Stalin dengan sadar mengorganisir kekalahan
Revolusi Jerman pada tahun 1923, atau kekalahan Revolusi Tiongkok pada
1923-7. Sebalikknya, ia menginginkan keberhasilan revolusi-revolusi ini.
Tapi kebijakan-kebijakan oportunis sayap kanan yang dipaksakannya
kepada Komunis Internasionale atas nama Sosialisme di dalam Satu Negeri
memastikan kekalahan dalam seiap kasus.
Secara dialektis, sebab menjadi efek dan sebaliknya. Keterisolasian
Revolusi Rusia adalah penyebab akhir dari kemunculan birokrasi dan faksi
Stalin. Kebijakan-kebijakan yang salah dari yang faksi Stalin
menghasilkan kekalahan Revolusi-revolusi Jerman dan Tiongkok (dan
kekalahan-kekalahan lainnya di Estonia, Bulgaria, Inggris, dsb.).
Kekalahan-kekalahan ini mengkonfirmasi keterisolasian Revolusi dan
menyebabkan demoralisasi yang mendalam dari para pekerja Soviet, yang
kehilangan semua pengharapan bahwa para pekerja Eropa akan datang untuk
membantu mereka.
Ini berakibat pada konsolidasi birokrasi dan Stalinisme, yang hanya
merupakan ekspresi politik dari kepentingan-kepentingan material
birokrasi. Pada gilirannya ini mengakibatkan kekalahan-kekalahan lebih
jauh dari revolusi internasional (Jerman, Spanyol), yang mempersiapkan
arena bagi Perang Dunia Kedua yang menempatkan USSR pada bahaya yang
sangat besar.
T: Dalam padangan Anda, apakah keberhasilan dan kegagalan Oposisi
Kiri manakala Oposisi Kiri masih merupakan bagian dari Partai?
AW: Dalam seiap perjuangan seseorang dapat menunjuk pada kesalahan
ini atau kesalahan itu. Tapi adalah keliru untuk menyalahkan kekalahan
Oposisi Kiri pada kesalahan-kesalahan penilaian subyektif. Faktanya,
Trotsky terbukti benar dalam semua pertanyaan yang mendasar: tentang
Revolusi-revolusi Jerman dan Tiongkok, tentang bahaya kulak, tentang
industrialisasi dan rencana lima tahun, dan seterusnya. Di lain pihak,
Stalin membuat kesalahan-kesalahan besar pada setiap isu tersebut. Tapi
Stalin mengalahkan Trotsky dan Oposisi Kiri. Bagaimana seseorang dapat
menjelaskan hal ini?
Pada 1923 Trotsky meluncurkan Platform Oposisi, yang berdasarkan
suatu pembelaan atas prinsip-prinsip Leninis tentang demokrasi pekerja
dan internasionalisme proletarian. Ia memulai sebuah perjuangan melawan
kecenderungan-kecenderungan birokratik dalam Negara dan Partai. Ini
merupakan awal dari Oposisi Kiri dalam Uni Soviet dan secara
internasional. Perjuangan antara Oposisi Kiri dan faksi Stalin pada
dasarnya merupakan perjuangan klas, yang mencerminkan
kepentingan-kepentingan yang bertentangan di antara klas pekerja dan
birokrasi yang sedang muncul.
Trotsky berupaya mendasarkan dirinya pada klas pekerja, tapi klas
pekerja telah kehabisan tenaga karena tahun-tahun perang yang panjang,
revolusi dan perang sipil. Jam-jam kerja yang panjang dalam
pabrik-pabrik yang dingin beku, upah kecil, dan kemiskinan yang umum
meremukkan kelas pekerja. Para pekerja Soviet menjadi apati. Mereka
tidak lagi berpartisipasi dalam Soviet-soviet, yang menjadi semakin
terbirokratisasi. Dengan setiap langkah mundur dari revolusi dunia, para
pekerja menjadi semakin kecewa dan kasta baru dari kaum birokrasi
Soviet menjadi semakin percaya diri dan kurang ajar.
Alasan mengapa Stalin berjaya bukan karena kesalahan apapun di pihak
Oposisi, sebagaimana dibayangkan oleh para sejarawan borjuis yang
dangkal., tapi karena konteks yang lebih luas dari hubungan-hubungan
klas dalam masyarakat Soviet. Saya akan mengutip satu contoh saja untuk
menggarisbawahi poin ini. Pada 1927, setelah kekalahan Revolusi
Tiongkok, beberapa mahasiswa yang mendukung Oposisi datang kepada
Trotsky, berargumen bahwa, karena setiap orang dapat melihat bahwa
Trotsky telah terbukti benar, mereka sekarang akan memenangkan mayoritas
Partai. Trotsky tidak setuju. Ia menunjukkan kepada mereka bahwa bagi
kaum pekerja Soviet, konsekuensi-konsekuensi dari kekalahan Revolusi
Tiongkok adalah jauh lebih penting daripada siapa yang benar atau salah
dalam soal perspektif.
Faktanya, Trotsky tahu bahwa Oposisi tidak bisa berhasil. Situasi
obyektif yang tidak mendukung menghukum mereka dengan kekalahan. Jadi
mengapa ia terus saja berjuang? Mengapa ia tidak menyerah kepada Stalin,
seperti yang dilakukan oleh Zinoviev, Kamenev, dan Radek? Jawabannya
adalah ia sedang berupaya untuk mendirikan ide-ide, program, dan tradisi
untuk generasi-generasi kaum Komunis masa depan di USSR dan secara
internasional. Ia adalah satu-satunya orang yang melakukan itu, kendati
penganiayaan yang paling mengerikan yang mengklaim nyawa hampir semua
kamerad, sahabat, dan keluarganya.
Di tengah-tengah pengkhianatan yang paling mengerikan,
kekalahan-kekalahan, demoralisasi, dan pengingkaran, Trotsky mengibarkan
panji yang bersih, membela tradisi-tradisi asli Leninisme, Oktober, dan
Partai Bolshevik. Jadi Trotsky berhasil dalam tujuannya. Itu bukan
prestasi kecil! Siapa sekarang yang mengingat tulisan-tulisan Zinoviev
dan Kamenev? Tapi dalam tulisan-tulisan Leon Trotsky kita memiliki
sebuah warisan yang tak ternilai yang tetap mempertahankan segala
nilai-penting, relevansi, dan vitalitas, khususnya setelah ambruknya
USSR – konsekuensi yang tak terhindarkan dari kejahatan-kejahatan
Stalinisme. Tulisan-tulisan Trotsky merepresentasikan panji otentik
Bolshevisme dan Revolusi Oktober – harapan satu-satunya bagi masa depan
umat manusia. ***
Diterjemahkan oleh Pandu Jakasurya dari “Alan Woods on the Russian
Revolution – Part Two, “Trotsky defended the genuine traditions of
Leninism”
http://www.militanindonesia.org/
Blogger Comment