Dialektika dan metode Dialektis


Apakah Dialektika dan metode Dialektis ?

Dialektika adalah Ilmu Pengetahuan tentang hukum yang paling umum yang mengatur perkembangan alam, masyarakat dan pemikiran. Sedangkan metode dialektis berarti investigasi dan interaksi dengan alam, masyarakat dan pemikiran.
Jika study tentang materialisme berbicara tentang keunggulan 'benda\materi' dari 'ide', maka study tentang dialektika adalah menjawab pertanyaan: bagaimana materi tersebut berkembang, yang secara singkat dapat dijawab bahwa semua materi adalah saling berhubungan, dan berubah, dan berkembang secara konstan.

Selama ini ajaran filsafat telah didominasi oleh ajaran (pandangan) yang bersifat metafisis --melihat benda-benda sebagai sesuatu yang statis dan terpisah satu sama lain, tidak saling berhubungan-- dan banyak teori-teori berjuis yang memakai teori ini, misalnya: kapitalisme. Dalam hal ini ajaran dialektika dan metode dialektis dengan jelas dan langsung menantang metafisika. Mereka adalah filsafat Marxist-Leninist yang mengakui interrelasi (saling berhubungan), perubahaan, perkembangan, dan revolusi.
Pada prinsipnya dialektika adalah pokok sangat penting untuk memepelajari filsafat Marxisme-Leninisme. Tapi banyak filsuf-filsuf yang berjuis dan oportunis telah merusak dan memutar balikkan arti dari konsep dialektika ini. Mereka melihat konsep ini hanya sebagai konsep yang berakar dari sihir, seperti sebuah tongkat sihirnya Marxisme yang bisa merubah begitu saja hitam jadi putih, siang jadi malam, dan kapitalisme jadi sosialisme. Padahal, pada kenyataannya, dengan jelas dialektika marxis menentang mystisisme, dan dialektika harus berakar (berfondasi) dari materialisme.
Dialektika dimulai dengan materialisme, oleh karenanya, sangat tidak mungkin untuk mengerti dialektika tanpa mengerti dulu pandangan materialis. Dan tidak mungkin untuk mengerti cara berfungsi suatu materi tanpa mengerti dialektika. Dan tanpa dialektika, materialisme tidak dapat menerangkan dunia realis yang tidak idealis.
Dialektika menjelaskan alam suatu materi (benda). Khususnya mempelajari fenomena akan 'pergerakan' dan 'interrelasi' mereka, bukannya keterasingan dan kestatisannya. 'Pergerakan' dan 'interrelasi' (saling berhubungan) adalah dua prinsip paling general dari dialektika.
Konsep 'interelasi' adalah prinsip paling umum untuk menerangkan tentang perkembangan dan fungsi suatu materi. Bahwa sifat saling bergantungan adalah bentuk universal dari semua kenyataan. Semua yang nampak di dunia ini merupakan rangkaian dari satu materi. Misalnya, perbedaan fenomena alam atau sosial, saling bergantung dengan perbedaan alam atau masyarakatnya.
Singkatnya, menurut Lenin : "setiap hal (fenomena, proses dll) saling berhubungan satu sama lain".Dalam pengkajian fenomena sosial, mungkin terdapat periode-periode dimana isolasi merupakan preseden terhadap kondisi saling berhubungan. Beberapa aspek dapat saling berhubungan sementara yang lainnya berada dalam keterisolasian.
Pandangan dialektis mengakui prinsip interkoneksi universal dan interrelasi dan menempatkan konsep isolasi dalam konteks tersebut. Pengenalan antagonisme-antagonisme dan pembedaan-pembedaan ini dalam kenyataan dijumpai pada alam, namun hanya dengan kesahihan yang relatif, dan di pihak,lain kekakuan dan absolutisme yang dibayangkan diintroduksikan ke dalam alam oleh pikiran kita(pemikiran metafisis) - pengenalan ini merupakan inti konsepsi dialektis tentang alam. Kita harus memahami bagaimana berpikir secara dialektis bila ingin memahami alam. Contohnya, binatang berhubungan dengan lingkungan tapi juga berbeda dari lingkungan, oleh karenanya dalam arti-arti tertentu mereka saling terpisah dan terasing. Beberapa perubahan pada lingkungan akan mempengaruhi binatang, tapi tidak bagi yang lain.
Menurut metafisika, benda-benda itu saling terpisah, tidak ada hubungan satu sama lain. Justru karena terpisah, mereka dapat dikenali. Oleh karenanya, metafisika menyangkal pandangan Darwin tentang spesies. Dikatakan oleh metafisika, bahwa setiap spesies harus dilihat secara terpisah dan terisolasi. Sangat tidak mungkin, jika spesies manusia berhubungan dengan spesies lain.
Pandangan dialektika tidak membatasi arti isolasi. Dia mengakui prinsip universal dari interkoneksi (saling berhubungan) dan interelasi, dan menempatkan konsep isolasi di dalamnya. Seperti yang ditekankan Engel : "Pengakuan bahwa antagonisme dan perbadaan (mis, perpisahan benda-benda) ada dalam kenyataan yang ditemukan dalam alam, tapi hanya dengan validitas yang relatif (tidak mutlak), dan dipihak lain bayangan kekakuan dan keabsolutan (kemutlakan) mereka telah diperkenalkan pada alam hanya melalui pikiran-pikiran kita (oleh pemikiran metafisik)-pengakuan ini adalah inti dari konsep dialektika akan alam". Jadi kita harus berpikir secara dialektis jika ingin mengenal alam apa adanya.
Prinsip general kedua yang menentukan perkembangan suatu materi - yang diilustrasikan oleh dialektika - adlah konsep mosi (pergerakan). Menurut Engels,"Bagi dialektika, tidak ada sesuatu yang berakhir, absolut, keramat (suci). Berarti, segala sesuatu itu bersifat fana, dan di dalam segala sesuatu tidak dapat berlangsung lama sebelum mengecualikan proses kelahiran - kematian yang tidak terganggu". (Engels, Ludwig Feuerbach, New York, International Publishers, p.12.). Alasan untuk hal ini adalah bahwa materi tidak nampak (exist) sebagai bangunan tak bergerak yang menutup, tapi sautu bangunan yang di dalamnya berisi gerakan (mosi) yang menjadi mode (bentuk) dari penempakannya (exsistensi). Engels memakai ini untuk mengkritik kaum materialis metafisis yang memisahkan materi dari gerakannya. Menurut
Engels,"Tidak pernah ada, dimanapun, materi tanpa gerakan, dan tidak akan dapat. Materi tanpa gerakan (mosi) sama mustahilnya seperti mosi tanpa materi,". Lihatlah dunia, adalah benda yang bergerak, tidak ada sesuatupun kecuali materi dalam mosi (gerakan).
Konsep Marxisme-Leninisme tantang mosi tidaklah terbatas pada penafsiran yang sederhana dan sempit. Mosi dilihat sebagai proses yang mencakup semua dan mencapai sejauhnya yang mempengaruhi materi dalam bentuk dan cara berbeda-beda. Menurut Engels,"Mosi (pergerakan), karena dipakai oleh materi,maka merubah secara general. Perbandingan semua perubahan-perubahan dan proses-proses terjadi dalam semesta dari perubahan ditengah suatu tempat naik pada pemikiran." (Engels, Dialectics of nature, p.247.). Jadi terdapat banyak pergerakan dari bentuk yang paling sederhana kepada bentuk yang lebih kompleks. Misalnya, terdapat pergerakan mekanis (gerakan tubuh), gerakan biologis ( fungsi dsn pertumbuhan dari organ-organ hidup), gerakan kimia (atom dan molekul), dan gerakan dari masyarakat (pergerakan dan perubahan antara individu dan kelas dalam kenyataan sosial). Sedangkan pandangan metafisika, cenderung untuk menyederhanakan mosi (pergerakan) hanya sebagai gerakan mekanis yang langsung dan terbatas saja, dan menyangkal perubahan secara tidak langsung dan halus yang selalu terjadi dalam alam dan masyarakat.
Sama pentingnya seperti mengerti mata rantai antara interelasi dan isolasi, kita juga harus mengerti hubungan antara mosi (pergerakan) dan istirahat (rest). Mosi, menuntut perubahan yang terus menerus, sedangkan rest, mementingkan kestabilan secara konstan. Meskipun rest berbeda dari mosi tapi rest tidak terisolasi dari mosi. Rest adalah sistem yang tetap dari mosi, artinya, tidak ada sesuatupun yang istirahat secara komplit, pasti selalu bergerak. Jadi antara mosi dan rest selalu bersama-sama muncul, meskipun mosi adalah prinsip general yang mempengaruhi segala materi.
Sumber dari pada mosi tidak ditemukan dalam kekuatan-kekuatan external, seperti kekuatan supranatural, tapi di dalam materi itu sendiri. Oleh karenanya, mosi adalah "pergerakan diri sendiri" (self-motion), disebabkan oleh pertentangan yang esensial dari suatu benda. Misalnya dalam elektronik, pergerakan disebabkan karena interaksi antara partikel negatif dan positif. Konsep ini menolong kita untuk mengerti pergerakan pada alam, masyarakat, dan pemikiran dan mengakuinya bukan sebagai kekacauan dan tak terorganisir tapi sebaliknya, terarah dan terorganisir. Dalam pelajaran bagian II, kita akan melihat lebih jauh bahwa mosi dan perubahan dipengaruhi oleh hukum-hukum tertentu pada perkembangan. Maka, semua mosi mempunyai arah tertentu dan terjadi dalam model hukum-keharusan.

Dialektika dan Perubahan Sosial

Dialektika bukanlah hasil penemuan dari pemikiran manusia tapi muncul secara independen dari pemikiran alam dan masyarakat. Dialektika menemukan maksud dari fungsi dan perkembangan suatu materi, dan metode dialektis memberikan inti pengertian akan perkembangan alam, masyarakat dan pemikiran. Oleh karenanya, mereka adalah senjata yang sangat diperlukan oleh kaum proletar dalam perjuangan revolusioner. Dalam kenyataan sosial, Marx menggunakan pengertian dialektika pada interelasi untuk, pertama, menampakkan, kelas pekerja, sebagai kelas yang dieksploitasi kaum kapitalis yang mencabut nilai-tambah mereka, hal ini mengajarkan kaum proletar untuk menghubungkan eksploitasi ini dengan akar penyebabnya dalam sistem kapitalis, jadi bukan melihatnya sebagai hal yang terpisah dari sistem ini. Dialektika ini mampu menantang metafisika - yang dipromosikan oleh kaum berjuis - yang tidak mengakui totalitas dari sistem kapitalis tapi hanya membedakan dan memisahkan bagian-bagian tertentu. Nampaknya, pengertian dialektis akan perubahan dan pergerakan mampu membantu proletar untuk mengerti sistem kapitalis sebagai suatu bagian dari proses perubahan yang pernah terjadi. Berlawanan dengan mitos metafisis, bahwa kapitalisme dari dulu tidak pernah muncul dan tidak akan pernah berlangsung dimasa depan. Dialektika meyakini, kapitalisme - sama seperti fenomena lain - adalah bagian dari perubahan dan pergerakan dan pada akhirnya dapt ditransformasikan kedalam sistem sosial yang sama sekali baru.
Kita juga dapat melihat bahwa dialektika lebih dari sekedar metode untuk mengetahui dunia. Tapi adalah untuk mentransformasikan dunia. Metode dialektis menghubungkan "pengetahuan akan hukum perkembangan" dengan "aktivitas proletar secara praktis dan teoritis di dunia". Jadi dapat diakui bahwa kapitalisme dilihat sebagai sistem yang ber-interkoneksi dan ber-integrasi yang memungkinkan kaum proletar mengambil gerakan suatu strategi revolusi yang tidak bertujuan secara sederhana hanya untuk bagian-bagian terpisah dari sistem itu (seperti kesamaan dalam hal produksi) tapi menantang sistem kapitalis secara keseluruhan. Jelasnya, dialektika mempunyai karakter revolusioner dan partisa, diperkenalkan oleh Marx dalam 'Capital' :"Dalam bentuk rasionalnya (materialis), dialektika adalah sebuah skandal (hal yang memalukan) dan hal yang dibenci bagi kaum berjuis dan profesornya yang dogmatis, sebab dialektika memasukkan dalam perbandingan dan afirmasi (penegasan) nya pengakuan akan bagian yang ada (eksis) dari suatu benda, dan pada saat yang sama, memasukkan pengakuan akan penyangkalan (negasi) dari bagian itu, yang mau tidak mau terpisah, karena hal ini berhubungan dengan setiap bentuk sosial yang berkembang secara historis seperti gerakan yang cair, dan oleh karenanya dihitung sebagai tempat alamnya yang tidak kurang dari keberadaannya pada saat-saat tertentu, karena tidak ada sesuatu yang dibebankan diatasnya, dan pada intinya adalah kritis dan revolusioner." (Capital, Marx's Preface to Second Edition, 1873, p.146.).
Kaum revolusioner harus dilatih dalam metode dialektis agar mengerti secara ilmiah hukum tentang perkembangan alam dan sosial dan mengaplikasikan pengetahuan hukum ini untuk berjuang menuju perubahan realis. Dialektika adalah metode ilmiah untuk belajar segala sesuatu dengan kongkrit, dan empiris. Kesadaran akan hukum-hukum dialektika melengkapi kita dalam menghadapi bermacam kontradiksi yang menentang kita dan untuk mengerti bagaimana memajukan perkembangan.

Perkembangan Historis dari Metode Dialektis dan Perjuangan dengan Metafisik

Konsep dialektikal dari dunia dan perkembangannya dikembangkan pertama kali oleh filsuf Yunani, Heraclitus. Dia percaya bahwa segala sesuatu dalam alam ini berubah secara terus menerus dengan konstan dan saling berhubungan satu sama lain. Semua benda berubah pada bentuk yang berlawanan, seperti, dingin ke panas dan sebaliknya. Dan selalu menjadi baru, jadi "tidak dapat melangkah ke sungai yang sama", sebab pada langkah kedua, seseorang/sesuatu akan melangkah pada air/hal yang baru. Dan perubahan pada bentuk yang berlawanan ini adalah sebagai hasil dari perjuangan.
Tapi bagaimanapun, pengetahuan ilmiah pada saat itu, tidaklah cukup untuk menerangkan wadah dan alam dari realitas materi dalam semua bentuk dan bagiannya yang berbeda-beda. Akibatnya, pada saat pandangan awal ini seharusnya dapat memberi gambaran akan proses dunia, mereka tidak dapat dikuatkan oleh pengetahuan yang kongkrit dan detail yang mengambil dari studi akan perbedaan bagian-bagian pada alam. Alam hanya dilihat secara terbagi dalam
ruang-ruang yang terisolasi, seperti fisika dan biologi, dan tidak dilihat hubungannya satu sama lain. Hal ini memberikan kesempatan pada metode metafisika menjadi prinsip metode dalam penelitian fenomena. Suatu penelitian yang detail, tapi tidak pernah menghubungkan alam dan sejarahnya. Menurut Engels :"Hal penting pertama adalah menguji segala sesuatu sebelum menguji prosesnya. Seseorang harus mengetahui dulu apakah benda itu sebelum dia dapat menguji perubahan yang terjadi dalam hubungannya dengan hal itu. Seperti dalam kasusu pengetahuan alam. Metafisis lama yang menerima benda-benda sebagai tujuan terakhir muncul dari pengetahuan alam yang menyelidiki kematian dan kehidupan sebagai tujuan terakhir". (Engels, Ludwig Feurbach, New York: International Publishers,p.45.)
Pada abad 17 dan 18 filsuf materialist mulai berkembang untuk memenuhi kebutuhan kaum berjuis dalam rangka mendirikan model-model kapitalis dalam produksi dan menjatuhkan feodalisme dengan pandangan-pandangan yang idealis. Walaupun mreka mampu membuat kemajuan besar dalam pengetahuan alam dan memajukan industri dan komersialisasi, namun mereka masih tetap sebabagai filsuf Metafisis dalam konsepsi mereka tentang perubahan. Pandangan mereka tentang mosi (pergerakan), semata-mata hanyalah gerakan mekanis, mis: perubahan tempat, dan perpindahan benda dari satu titik ke yang lain semata-mata disebabkan oleh tenaga external. Seperti sebuah lingkaran, hal ini akan terjadi berulang-ulang. Mereka menolak pandangan dialektis yang melihat perkembangan adalah fenomena dari proses pergerakan menurut hukum-hukum tertentu.
Baru pada abad 19, seorang filsuf Jerman, Hegel, Berhasil menemukan semua hukum dasar dialektika, dengan studinya tentang Logika. Dan dipakainya untuk menyerang metode Metafisik dan kaum berjuis dan feodal. Yaitu tentang perubahan hukum kwntitatif ke kwalitatif, hukum kontradiksi sebagai motif prinsip untuk semua perkembangan, dan hukum perkembngan spiral, yang menangkap semua arah yang maju dari proses sejarah dunia. Menurut Engels, tentang penemuan Hegel: "Untuk pertama kali di seluruh dunia, alam, sejarah, intelektual, dinyatakan sebagai proses, misalnya, seperti dalam gerakan, perubahan, transformasi, perkembangan yang konstan dan kecenderungan untuk dibuat untuk menemukan hubungan internal yang membentuk keseluruhan gerakan dan perkembangan yang berkesinambungan ini." (Engels, Anti-Duhring, p. 37-38)Sebenarnya Hegel adalah seorang idealis, dan tidak pernah menggambarkan ini secara eksplisit. Dia percaya bahwa dasar pergerakan dan interelasi adalah konsep pikiran (mind), yang pada akhirnya menjadi gerakan dan perkembangan alam dan masyarakat. Tapi ide ini justru akhirnya bertentangan dengan pandangan idealisnya. Yang pada akhirnya, dipakai oleh Marx dan Engels untuk membangun dasar metode dialektika dan fondasi materialis.
Dasar perkembangan metode dialektika teletak pada penemuan-penemuan penting dalam pengetahuan alam, pada pertengahan abad 19. Ke tiga penemuan terpenting tersebut adalah : Penemuan sel, Transformasi energi, Penemuan Darwin tentang proses evolusi pada semua benda hidup.
Melalui penemuan-penemuan ini, Marx dan Engels mampu mengkritik Metode dialektisnya Hegel. Mereka menunjukkan bahwa hukum dialektik pertama-tama beroperasi dalam alam, termasuk masyarakat, lalu kemudian pikiran manusia sebagai refleksi akan realitas material. Engels menyimpulkan : "Tidak akan ada pertanyaan lagi tentang pembangunan hukum-hukum dialektik kedalam alam (seperti yang dilakukan Hegel), tapi adalah penemuan mereka didalam alam dan keterlibatan mereka dari alam". Maka metode dialektis dari Marx dan Engels disebut Dialektis 'Materialis'.
Dalam studi tentang masyarakat, Marx dan Engels menemukan hukum dasar perkembangan sejarah, dan dari sana ia menemukan peran proletar dalam memimpin perjuangan melawan kapitalisme dan mengantar mode komunis dalam hal produksi. Hal inilah yang menjadi pokok penting dalam mengaplikasikan metode DM untuk belajar tentang masyarakat manusia.
Hari ini, metode DM, oleh kelas berjuis hanya dipakai untuk perkembangan pengetahuan alam, guna memajukan industri dan teknologi, tapi mereka teap menolak penggunaan DM dalam realitas sosial. Karen mereka ingin mempertahankan kedudukannya sebagai permanen, abadi. Bahkan mereka selalu berpropaganda tentang pikiran-pikiran metafisiss untuk memaksa kelas pekerja menerima kesah-an sistem kapitalis dan menyangkal adanya kontradiksi kelas. Jelas nampak, kelas berjuis berkeyakinan "Selalu akan ada yang mengatur dan yang diatur" atau "sejarah pasti akan berulang di dalamnya" atau "tidak ada sesuatupun yang baru dibawah matahari". Sedangkan bagi kelas proletar, mereka dikondisikan untuk selalu melihat kenyataan dan proses perkembangan, agar dapat mentransformasikan masyarakat dan membangun kapasitas yang produktif di bawah mode komunis dalam produksi. Membawa pandangan dunia dan metode DM yang ilmiah kepada kelas pekerja adalah langkah penting dalam perjuangan proletar untuk perubahan revolusioner di dunia.

SHARE ON:

Hello guys, I'm Badrun nur, a new blogger from Polman West Sulawesi but stay in Makassar South Sulawesi.

    Blogger Comment

0 komentar: