FKSP POLMAN (AKSI PENGHAPUSAN UJIAN NASIONAL)
PENDIDIKAN KITA HARI INI
Ujian Nasional biasa di singkat UN/UNAS adalah sistem evaluasi
standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu
tingkat pendidikan antar daerah yang di lakukan oleh pusat penilaian
pendidikan.
Kurikulum-kurikulum yang diatur dalam pendidikan serta kebijakan yang
lahir selalunya tidak pernah berpihak pada anak-anak rakyat pekerja.
Dimana kebijakan tersebut selalunya berbau uang. Sehinga pendidikan hari
ini selalunya penuh dengan uang, contoh setiap siswa baru yang akan
memasuki sekolah baru harus membayar sekian ratus ribu atau lebih dari
itu, atau saja dengan jutaan rupiah, tetapi biasanya berlaku pada
sekolah mahal yang katanya sekolah unggulan.
Apakah benar sekolah unggulan benar-benar mencerdaskan, justru
lahirnya sekolah unggulan menutup ruang keinginan tahuan anak-anak
rakyat pekerja karena penuh dengan rupiah. Bagaimana dengan anak-anak
miskin atau ekonominya rendah? Padahal mereka juga punya hak untuk
mengenyam dunia pendidikan dan cerdas. Selain sekolah mahal banyak juga
sekolah yang murah, tapi dengan kemurahan sekolah tersebut perlu
dipertanyakan apa berkualitas atau tidak. Buat apa sekolah murah kalau
tidak berkualitas sama saja bohong.
Seharusnya pendidikan kita sangat-sangat bervisi kerakyatan, gratis,
ilmiah, dan demokratik. Tidak seperti pada masa sekarang ini yang penuh
dengan pemerkosaan dan kebohongan terhadap para rakyat pekerja.
Inikah model pendidikan kita yang akan memanusiakan manusia.
pendidikan hari ini telah dijadikan sebagai wadah hegemonisasi para kaum
kapitalis agar kita turut dengan apa yang dilakukan melalui
kurikulum-kurikulum yang telah diatur oleh mereka yang tak lepas dari
kepentingan ekonomi dan politik kelas berkuasa. Banyaknya
sekolah-sekolah diprivatisasi menjadi BUMS dan menentukan kebijakan
secara individualistik sesuai dengan kepentingan para birokrasi sekolah.
Dari kebijakan itu melahirkan sebuah ketidak adilan bagi rakyat pekerja
serta penuh dengan diskriminasi
AKSI MENOLAK UJIAN NASIONAL
Setelah konsolidasi panjang, sabtu sore kami mengadakan pertemuan
pemantapan untuk membahas isu yang akan kami bawa ketika aksi, serta
membahas perlengkapan aksinya nanti, sebelumnya kami udah beberapa kali
rapat dengan organ kami dan juga dengan sekolah lain. Pada hari minggu
sehabis pulang sekolah karena kami sekolah dihari minggu, namanya juga
pesantren, kami merapat kesekretariat KPO-PRP Polman untuk membuat
spanduk serta umbu-umbul (perlengkapan aksi).
Pada hari senin, 28 Januari jam 13.45 kami berangkat ke lapangan
pancasila, titik kumpul yang sudah disepakati dalam rapat bersama dengan
sekolah lain, pada jam 14.10 kami mulai aksi di depan lapangan
pancasila sambil bergantian orasi, setelah orasi kami selanjutnya
berangkat ke gedung DPRD Polman.
Sesampainya kami di gedung DPRD Polman kami diterima langsung anggota
DPRD dan mempersilakan masuk dan duduk di kursi yang nyaman itu,
anggota DPRD mempersilakan kami menyampaikan aspirasi, kami pun
bergantian mengeluarkan penjelasan terkait tuntutan penghapusan Ujian
Nasional.
Dari beberapa penjelasan anggota DPRD sama sekali tak memberikan
penjelasan yang ilmiah (tidak nyambung) tentang tuntutan kami. Ketua
DPRD Polman mengatakan bahwa masalah tuntutan adik-adik tentang
penghapusan Ujian Nasional disini bukan tempatnya tapi kami akan
mengirimkan surat kepada Dinas Pendidikan untuk dikirimkan ke Dinas
Pendidikan pusat.
Sekitar jam 16.00 lewat, gedung DPRD Polman sedikit memanas kerena
semua beberapa anggota DPRD berbicara sama sekali tidak ada solusi yang
di berikan, kemudian kami bubar secara. Tetapi kami dan beberapa sekolah
lain meminta anggota DPRD untuk menghadirkan Dinas Pendidikan dan
bersama membahas penghapusan Ujian Nasional.
Kemidian kami dan kawan-kawan sekolah lainnya menuju ke Dinas
Pendidikan, dalam perjalanan ke Dinas Pendidikan kami di hadang oleh
hujan deras. Kami menunggu hingga sore hari namun hujan tak kunjung
reda. Dengan pertimbangan terhadap perlengkapan aksi maka kami dan
perwakilan pelajar dari beberapa sekolah membatalkan rencana ke kantor
Dinas Pendidikan dan akan melakukan konsulidasi kembali untuk kembali
lagi melakukan aksi yang lebih besar.
“Belajar, Berorganisasi dan Berjuang”
(Forum Komunikasi Siswa Progresif)
Blogger Comment