oleh Fildzah Merah
Ini adalah kegelisahanku yang lain,
yang sebenarnya sudah muncul sejak lama,
namun kini telah mencapai puncaknya.
Kegelisahanku ini mungkin adalah kegelisahan yang
berlebihan.
Meski ku pikir tidaklah demikian.
Kegelisahanku ini adalah
kegelisahanku tentang kawan-kawanku,
yang dulu, bersama -sama denganku,
ramai-ramai meneriakkan tolak komerSIALisasi
pendidikan,
tapi kini,
ramai-ramai pula mereka mengabdi menjadi
para pengajar bimbingan belajar.
Kita semua tentu mengetahui
bahwa bimbingan belajar
yang kini menjamur dimana-mana
adalah tempat bagi para pelajar (SD/SMP/SMA dan
sederajat)
yang (orang tuanya) memiliki uang
untuk mendapatkan ilmu tambahan
yang tidak diberikan di sekolah.
Bimbingan belajar adalah manifes
dari kegagalan dan mahalnya pendidikan formal
di negeri ini.
Pendidikan yang mahal
sementara gaji guru diabaikan
tentu berdampak
pada buruknya kualitas
pendidikan
yang diberikan di sekolah-sekolah formal,
terlebih di sekolah-sekolah negeri
dengan kualitas di bawah rata-rata,
seperti sekolahku dulu.
Dan para pelajar tak mampu lagi (dianggap) bodoh,
rata-rata memang masuk ke dalam
sekolah,
yang seperti itu.
Keadaan yang sedemikian itu,
kemudian dimanfaatkan
segelintir orang,
yang mencium bau keuntungan,
untuk menajdikan kelemahan
sistem pendidikan formal ini
sebagai lahan emas
tambang keuntungan.
Kawan-kawanku
yang dulu
bersama-sama denganku,
ramai-ramai meneriakkan
tolak komerSIALisasi pendidikan,
kini malah
ramai-ramai pula mereka mengabdi menjadi
para pengajar bimbingan belajar.
Sedih dan menyedihkan.
belum lagi yang menjadi pengajar privat,
bukankah itu berarti :
"Aku mau memberikan pengetahuanku,
asal kau membayarku" ?
Tapi mungkin,
semua karena kebutuhan hidup yang mendesak.
Blogger Comment