Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani
A. Latar Belakang
Selama
ini memang ada pendapat yang menganggap pekerjaan penjas adalah tugas yang
paling ringan. Hanya dengan berbekal peluit dan sebuah bola sambil berteduh di
bawah pohon pelajaran berlangsung dengan sendirinya. Anak-anak dibiarkan
bermain sendirinya sampai tiba waktunya masuk kembali. Itulah kesan umum
tentang pendiddikan jasmani di Indonesia dan seolah-olah sudah banyak ditemui
di mana-mana. Modal ini dimaksud untuk mengubah pandangan umum tentang penjas
dan berusaha meyakinkan bahwa pelajaran penjas sebagai pelajaran yang penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika selama ini penjas belum
dilaksanakan dengan baik, hal ini karena pemahaman tentang penjas belum sesuai
dengan muatan falsafah dan tujuan penjas yang sebenarnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka pertanyaan yang menjadi
batasan masalah dalam makalah untuk pembahasan selanjutnya adalah sebagai
berikut : 1). Kedudukan dan makna pendidikan jasmani?. 2). Ruang lingkup
pendidikan jasmani?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kedudukan Dan Makna Pendidikan
Jasmani
1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Meskipun
penjas menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidak lah tepat untuk
mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakan semata-mata agar anak-anak
bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah pendidikan jasmani
hanyalah sebagai mata pelajaran selingan tidak berbobot, dan tidak memiliki
tujuan yang bersifat mendidik.
Pendidikan
jasmani merupakan wahana pendidikan yang memberikan kesempatan bagi anak untuk
mempelajari hal-hal yang penting. Oleh karena itu, pelajarn penjas tidak kalah
pentingnya disbanding dengan pelajaran lainnya seperti matematiak, bahasa, IPS,
dan IPA dan lain-lain. Namun demikian tidak semua guru penjas menyadari hal
tersebut, sehingga banyak anggapan bahwa penjas boleh dilaksanakan secara
serampangan. Hal ini tercermin dari berbagai gambaran negative tentang
pembelajaran penjas, mulai dari kelemahan proses yang menetap misalnya
membiarkan anak bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil pembelajarannya.
Seperti kebugaran jasmani yang rendah. Jadi, pendidikan jasmani diartikan
sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olah raga.
Inti
pengertiannya adalah mendidik anak yang membedakan dengan mata pelajaran lain
adalah alat yang digunakan adalah gerak insane manusia yang bergerak secara
sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam
setuasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak
didik. Tujuan pendidikan jasmani adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk
mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi
anak, baik dalam aspek fisik, mental, social, emosional dan moral.
2.
Nilai
Dasar Falsafah Pendidikan Jasmani
Pendidikan
jasmani merupakan suatu bagian yang tidk terpisahkan dari pendidikan umum.
Lewat program penjas dapat diupayakan peranan pendidikan untuk mengembangkan
kepribadian individu. Tanpa penjas, proses pendidikan di sekolah akan pincang.
Ada tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani,
yaitu :
a.
Meningkatkan
kebugaran jasmani dan kesehatan siswa. ü
b.
Meningkatkan
terkuasainya keterampilan fisik yang kaya.
c.
Meningkatkan
pengertian siswa dalam prinsip-prinsip gerak serta bagaimana meneraokannya
dalam praktek.
Kebugaran
dan kesehatan akan dicapai melalui program pendidikan jasmani yang terencana,
teratur dan berkesinambungan. Dengan beban kerja yang cukup berat serta di
lakukan dalam jangka waktu yang cukup secara teratur, kegiatan tersebut akan
berpengaruh terhadap perubahan kemampuan fungsi organ-organ tubuh seperti
jantung dan paru-paru.konsep sehat dan sejahtra secara menyeluruh berbeda
dengan pengertian sehat secara fisik.
Anak-anak
dididik untuk maraih gaya hidup sehat secara total serta kebiasaan hidup yang
sehat, baik dalam arti pemahaman maupun prekteknya. Kebiasaan hidup sehat
tersebut bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga mencakup kesejahteraan
mental, moral, dan spiritual. Tanda-tandanya adalah anak lebih tahan menhadapi
tekanan dan cobaan hidup, berjiwa optimis, merasa aman, nyaman dan tentram
dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Pentingnya
Pendidikan Jasmani
Kehidupan
sekolah yang demikian berkombinasi pula dengan kehidupan di rumah dan
lingkungan luar sekolah. Jika di sekolah, anak kurang bergerak di rumah juga
demikian. Kemajuan teknologi yang dicapai pada saat ini. Malah mngungkung
anak-anak dalam lingkungan kurang gerak. Anak semakin asyik dengan
kesenangannya seperti menonton tv atau bermain video game. Tidak menherangkan
bila ada kerisauan bahwa kebugaran anak-anak semakin menurun. Pendidikan
jasmani adalah waktu untuk berbuat. Anak-anak akan lebih memilih untuk berbuat
sesuatu dari pada hanya harus melihat atau mendengarkan orang lain ketika
mereka sedang belajar. Suasana kebebasan yang ditawarkan di lapangan atau
gedung olah raga sirna karena sekian lama terkurung di antara batas-batas ruang
kelas. Keadaan ini benar-benar tidak sesuai dengan dorongan nalurinya. Peranan
pendidikan jasmani di sekolah dasar cukup unik. Karena turut mengembangkan
dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai bebagai
keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam
kehidupan di kemudian hari. Menurut para ahli, pola pertumbuhan anak usia
sekolah hingga menjelang akil balik atau remaja di sebut pola pertumbuhan
anak.
4.
Gerak
Sebagai Kebutuhan Anak
Bermain
adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak
adalah ahlinya. Segalah macam dipelajarinya. Dari menggerakkan anggota tubuh
hingga mengenali berbagai benda di lingkungan sekitarnya. Bayangkan keceriaan
yang didapatnya ketika ia menyadari baru saja menambah pengetahuan dan
keterampilan. Belajar dan keceriaan merupakan dual hal penting dalam masa
kanak-kanak. Hal ini temasuk upaya mempelajari tubuhnya sendiri dan berbagai
kemungkinan geraknya.
Gerak
adalah rangsangan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kian banyak ia
bergerak kian banyak hal yang ditemui dan dipelajari. Kian baik pula kualitas
pertumbuhannya. Anak Cerdas gerak (kinestetik) biasanya menunjukkan kemampuan
dan ketrampilan gerak yang melebihi kemampuan anak seusianya. Psikolog anak
dari Universitas Paramadina, Alzena Masykouri MPsi mengatakan, anak cerdas
gerak menampilkan integrasi yang baik antara pikiran dan tubuh secara bersamaan
untuk mencapai suatu tujuan.
Kegiatan-kegiatan
sederhana dan sehari-hari yang berkaitan dengan kecerdasan ini, misalnya
memanjat pohon, menerbangkan layangan, lompat tali dengan berbagai gaya, petak
umpet, bahkan main kelereng. “Selain lihai, anak cerdas gerak mampu pula
mengembangkan ketrampilan emosi dan sosialnya melalui kegiatan
bergeraknya,”kata Alzena. Jadi tidak semata terampil, tetapi mereka juga mampu
membawakan dirinya dengan sportivitas dan interaksi antara individu yang baik.
Bila anak tersebut memiliki minat dan kemampuan dibidang seni tari tak semua
anak mampu meniru gerakan tarian dengan tepat hanya dengan melihatnya saja.
Namun, anak dengan kecerdasan gerak memiliki kemampuan untuk dapat meniru,
menghafal dan menghayati gerakan-gerakan tarian yang dilihatnya. Tak sekedar
meniru, tapi juga mampu menampilkannya dengan baik. Sedangkan pada anak yang
menggeluti bidang olahraga mereka mampu menangkap maksud pengarahan gerakan
yang diajarkan dengan cepat. Selain itu juga mampu untuk menunjukkan
ketrampilan teknik dalam melakukan aktivitas olahraga tertentu.
Orangtua
bisa menemukan bakat anak cerdas gerak sedini mungkin. Melalui olahraga atau
seni, seperti menyanyi atau menari, anak dapat teramati kemampuan geraknya.
Alzena memaparkan, kecerdasan ini dapat diamati saat anak mulai melakukan gerak
bertujuan, misalnya berjalan, melompat, memanjat atau berlari. Bila anak
terlihat mampu melakukan gerakan dengan sangat terampil dibandingkan anak
seusianya, berarti ada kemungkinan ia memiliki kelebihan dalam kecerdasan
gerak.
Orangtua
dapat mengembangkan cerdas gerak anak dengan mengikutsertakannya dalam kegiatan
terstruktur, misalnya les menari atau klub olahraga. Tentunya pilih klub atau
les yang memang memiliki program untuk anak usia dini (mulai 3 tahun). Orangtua
perlu mengamati minat anak yang sebenarnya. Bisa jadi ia memiliki kecerdsan
gerak, namun belum berminat terhadap kegiatan-kegiatan yang melibatkan
aktivitas motorik tersebut. Jadi, jangan berharap anak langsung menyukai
kegiatan les yang dipilih.
B.
Ruang
Lingkup Pendidikan Jasmani
Dasar Menentukan Ruang Lingkup Pendidikan jasmani di sekolah
dasar mencakup ruang lingkup yang luas karena terkait langsung dengan
karakteristik anak-anak dari bebagai usia. Dilihat dari berbagai tahapan
pertumbuhan dan perkembangan fisik anak pada tingkat usia sekolah dasar,
sedikitnya terlibat tiga tahapan, yaitu :
-
Tahapan
akhir dari masa kanak-kanak awal ( antara usia 5 – 7 tahun )
-
Tahapan
masa kanak-kanak akhir ( middle childhood )
-
Tahapan
awal dari pra-adolesen ( yang bisa dimulai pada usia 8 tahun atau rata
rata usia 10 tahun )
Pada
usia di atas, anak-anak mulai matang menguasai keterampilan khusus, dari mulai
keterampilan manipulative langjutan, hingga kegiatan-kegiatan berirama dan
permainan, senam, kegiatan di air, dan kegiatan untuk pembinaan kebugaran
jasmani. Dalam beberapa cabang olah raga, pentahapan pencapaian keterampilan
tingkat tinggi pun sudah dapat mulai dilakasanakan di kelas-kelas akhir SD,
misalnya senam, longcat indah, dan renang.
Namun
demikian uraian tentang ruang lingkup ini dibatasi dan sifatnya lebih umum.
Yang harus disadari oleh semua guru penjas adalah harus diberi
dorongan-dorongan untuk terus menerus menjelajahi kemempuan-kemempuannya. Tidak
ada kemajuan dalam hal belajar gerak yang bersifat kejutan. Semua kemajuan
mengikuti pola yang teratur. Jangan mengharapaka keajaiban. Harus sabar dan
bersifat optimis bahwa murid kita akan mencapai kemajuan. Tidak mudah untuk
mengetahui apakah tujuan pengajaran pendidikan jasmani yang ditetapkan secara
umum tersebut sudah tercapai atau belum?. Jika program pendidikan jasmani yang
kita terapkan berhasil maka murid-murid kita akan dapat dikatakan sebagai
orang-orang yang terdidik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tujuan pendidikan jasmani adalah memberikan kesempatan
kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus
mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, social, emosional
dan moral.
B.
Saran-Saran
Untuk kemajuan pemahami di bidang pendidikan jasmani dan cara pengajarannya.
Maka penulis merasa perlu memberikan saran kepada pembaca tentang anak didik
yang akan diajar nanti. Bahwa seorang guru penjas harus banyak menguasai
keterampilan-keterampilan yang akan diajarkan nanti kepada anak didiknya.
DAFTAR PUTAKA
DRS.
Mahendra Agus , Ma. 2006. Azas Dan Falsafah Penjas Graham, G. 1992. Teaching
Children.
Malina,
R. & Bouchar, C. 1978. Growt. Maturation and Physical Activity,
Champaing.III. Human Kinetik.
1 komentar:
Posting Komentar